Wednesday, October 2, 2019

Intuisi

Intuisi....

Seringkali dialami oleh kita berupa isyarat alam atau satu bayangan dalam fikiran yang tidak pernah terpikirkan. Saat intusi itu muncul, seringkali saya mengabaikan.  Karena, saya fikir itu hanya perasaan sesaat. Tetap melakukan perbuatan yang sebelumnya "diperingatkan" oleh intuisi untuk tidak melakukannya. Maka, terjadilah apa yang tersirat dalam intuisi itu menjadi kenyataan.

Suatu waktu, paginya sebelum berangkat. Tiba-tiba ada bayangan dalam fikiran. Kendaraan saya ditabrak angkot dari belakang. sayapun tetap berangkat kerja.  Sore harinya, saat akan pulang.  Lalu lintas macet total. Ketika, sedang asyik melihat lalu lintas yang macet.  Tiba-tiba, BRAK! Mobil berguncang kerras. Tubuh terdorong ke depan. Untung memakai sabuk pengaman. Sehingga tidak terlempar ke depan dan membentur kaca. 

Sesaat, terdiam karena kaget dan bingung.  Melihat ke depan, takutnya saya yang menabrak mobil yang di depan. Alhamdulillah, tidak.  Lalu saya lihat ke belakang via spion atas.  Ternyata sebuah angkot, telah mencium belakang kendaraan saya.

Kejadian lainnya, saat akan menjemput si bungsu. Tiba-tiba terlintas, ada beca nyelonong dan menabrak dari samping. Tapi, saya abaikan.  Tidak lama kemudian, DUK! Sebuah becak, telah mencium bagian samping kendaraan. Penyok!

Dua minggu lalu, muncul lagi intuisi.  Hujan lebat yang disertai angin kencang.  Kali ini, saya mengikuti kata hati. Plus nasihat dari istri saya. Hati-hati, mending jangan ikutan.  Saya pun menurut.  Tidak ikut kegiatan apapun.  Namun, saya tidak bisa membuktikan makna dari intuisi yang muncul tersebut. 

Kemarin pagi sebelum kerja, muncul lagi seperti bayangan hujan lebat disertai angin kencang. Tetap, beraktifitas seperti biasa.  Tapi, tidak ikut kegiatan yang seharusnya masuk agenda minggu ini. Malamnya, beberapa teman mengajak ikut bergabung dan berangkat malam itu.  Tapi lagi-lagi saya teringat intuisi yang muncul sampai dua kali.  Jadi saya tetap bertahan tidak ikut, dengan catatan saya memastikan akan berangkat sendirian subuh pukul 5 pagi.

Pukul 04.30 mata sudah tidak bisa dipejamkan. Akhirnya langsung mandi dengan air hangat yang sudah disiapkan istri saya.  Sambil tetap dia wanti-wanti, hati-hati.  Kalau ada sesuatu lebih baik mundur teratur.  Selesai solat subuh dan semua persiapan sudah lengkap. Saat membuka, pintu dan akan membawa sepeda keluar. Hujan pun turun tiba-tiba dengan sangat lebat disertai angin kencang yang meniup pepohonan sampai doyong hebat. Bahkan, seperti nyaris runtuh.  Kejadian tersebut persis, seperti yang muncul dalam fikiran beberapa waktu lalu.  Batal gak jadi berangkat. Sepeda diparkir dan tiduran lagi, sambil berharap hujan deras dan angin kencang berhenti. 

Pukul 8.20 akhirnya hujan berhenti.  Tapi, cuaca masih mendung. Awan gelap di arah barat terlihat melapisi langit. Pamit sama istri saya, berangkat sambil membawa sepeda ke luar.  Pada waktu akan naik sadel, tiba-tiba muncul lagi sebuah bayangan yang menggambarkan ban gembos. Segembos-gembosnya! Tidak saya hiraukan. Tatap naik sadel, dan melaju menuju arah Bandung.

Baru mencapai 4 km dari rumah, tiba di pertigaan Jalan Ahmad Yani dan Jalan Cimanuk. Sepeda dihentikan, karena Garmin lupa dinyalakan. Dua menit kemudian, saat pedal akan dipacu.  Ada yang tidak nyaman. Saya lihat ke bawah. Ban belakang gembos-segembosnya. Tidak ada udara sama sekali! Akhirnya, memutuskan untuk BATAL!

Jangan abaikan intuisi!

No comments:

Post a Comment