Wednesday, October 2, 2019

Aswatama Gugat


Cerita tahun 2017, ternyata Aswatama telah berhasil mewujudkan organisasi tanpa bentuk. Menguasai semua lini massa, sendi kehidupan dan denyut negara Pandawa. Aswatama berhasil menanamkan gambaran para begawan dan agama adalah hal menyeramkan.

Aswatama

Aswatama adalah anak pendeta Drona.  Dia berhasil bertahan hidup dalam pertempuran Baratayudha selain Resi Krepa dan Kritawarma.  Namun, sebagai prajurit pengecut licik yang cerdik dia menaruh dendam terhadap kekalahan Kurawa dan matinya Drona, ayahnya.  Dia berencana melakukan makar, secara keji terhadap Pandawa.

Dengan liciknya Aswatama menyelinap secara diam-diam ke dalam perkemahan para Pandawa pada tengah malam. Dia menyamar berseragam tentara Pandawa.  Tiba di depan perkemahan, Aswatama bertanya kepada para penjaga atau keluarga Jendral Pandawa: “Mana Bapak?” Dilanjutkan dengan pembunuhan keji dan pembantaian terhadap para Jendral Pandawa.

Dibantu Resi Krepa dan Kritawarma, Aswatama menyerang perkemahan Pandawa di malam hari.  Ketika melihat tujuh orang yang tertidur pulas di kemah para Pandawa ia pun segera membunuhnya dengan membabi buta. Ia tidak tahu bahwa orang-orang yang ia bunuh itu bukanlah para Pandawa, melainkan para putra terbaik  Pandawa. Pada malam pembantaian yang dibantu oleh pasukan pemuda haus darah yang dibakar dendam. Aswatama menyembelih tujuh Jendral pasukan Pandawa - termasuk Drestajumena (komandan tertinggi Pandawa), lima anak Drupadi (Pancawala), Srikandi, Uttamauja dan Yudhamanyu.

Pascaperbuatan biadab yang dilakukannya. Aswatama dikutuk Kresna menjadi Ciranjiwin (mahluk tak berhati, tak berperasaan, yang abadi) untuk hidup selamanya tanpa rasa cinta setelah melakukan pembunuhan dan pembantaian tanpa perikewayangan.

Tubuhnya berbau busuk dengan kusta melekat di seluruh tubuhnya. Konon Aswatama hingga kini masih hidup meski dalam wujud yang tidak diketahui rupa dan bentuknya. Bisa berubah bentuk, menyusup dan melakukan infiltrasi dalam setiap kehidupan suatu negara. Dia tidak akan bisa mati, selain terus berupaya menebar kebencian dan fitnah terhadap mahluk bumi.

Aswatama bersumpah, walaupun dia telah ditumpas habis.  Namun anak cucu dan keturunannya akan terus bergerak tanpa bentuk. Bergerak tanpa bayangan. Seperti hantu yang menyusup pada setiap organisasi dan pemerintahan negara Pandawa dalam berbagai gerakan tanpa bayangan.  Kelak, anak cucu dan keturunannya telah berhasil menguasai pelan-pelan dari dalam organ pemerintahan dan organisasi bayangan.

Mereka akan bangkit dan menguasai negara Pandawa tanpa terasa. Saking rapih dan terorganisasi dengan baik, banyak yang tertipu dan balik menyerang dengan fitnah dan pemutarbalikan fakta.  Misalnya, sesungguhnya yang melakukan pembunuhan itu adalah para petinggi atau jendral Pandawa sendiri untuk memfitnah mereka. Bahwa, mereka hanya korban dari satu gerakan yang dilakukan dewan jendral.  Oleh karena itu mereka mentuntut permintaan maaf dari pemerintahan Pandawa dan mencabut peraturan tentang peraturan tentang organisasi Aswatama dan berbagai gerakannya.

#kesaktianpancasila
02102019

No comments:

Post a Comment