Tuesday, November 13, 2012

"Hilang" di Mesjid Haramain


1992
Selesai mencium Hajar Aswad, dengan penuh rasa syukur. Langsung menuju ke pilar pertama depan Ka'bah di garis cokelat tanda "start" untuk berthowaf. Tujuan hanya, satu. Menjemput Emak, dan langsung kembali ke penginapan.

Namun, tiba di pilar tempat Emak tadi ditempatkan sebelum ditinggal mencium Hajar Aswad.  Ternyata, Emak tidak tampak. Padahal, yakin seyakin-yakinnya. Tadi ditempatkan di pilar pertama depan Ka'bah yang ditandai garis cokelat memanjang di lantai yang menandai awal dari thowaf. Terkesiap. Panik perlahan menohok. Setiap ada jemaah Indonesia yang ada di dekat sekitar pilar terdekat ditanya.  Apakah melihat seorang ibu bermukena yang ditandai pita merah di kepala? Semua geleng kepala. Sesekali, bertanya memakai bahasa Arab pasaran dan Inggris kepada orang asing yang berkulit hitam, berkulit putih...jawaban sama."Tidak tahu!", "La adri!", "No!" itu jawaban mereka.

Parameter pencarian diperluas, mata mencoba awas. Tapi sang Bunda tidak juga ditemukan. Perlahan doa, mengalir dari hati sanubari. Ya Allah, kembalikanlah Ibu...Keringat dingin perlahan mengucur! Ketakutan mulai meliputi seluruh jiwa dan raga.  Hampir dua jam, bolak-balik di pilar tempat Emak pertama ditempatkan.  Mengelilingi pilar  di sekitarnya pilar pertama berulang-ulang tidak juga bersua dengan Bunda.

Akhirnya, sholat mutlak dua rakaat. Dilanjutkan dengan sholat hajat dua rakaat. Bermunajat ,memohon...bersujud. Menangis.  Entah dari mana. Emak, sudah ada di belakang. Beliau menepuk bahu, "Heh, ari Deden kunaon? bet ceurik titatadi digeroan ku emak teu ngalieuk wae! Kalah kukurilingan jiga nu bingung!" ujar Emak sambil tersenyum. (Heh, kamu kenapa? Malah, menangis dari tadi ditegur, dipanggil-panggil sepertinya tidak mendengar! Malah keliling sana sini seperti orang bingung).

Hanya bisa tersipu. Tangan Emak, repleks dicium. Tubuh Emak, dipeluk erat dalam tangis bahagia.  Biarlah Emak tidak tahu, kenapa beliau tiba "hilang" dan "muncul" juga secara tiba-tiba. Hanya Allah dan Rasulnya yang tahu...terbersit rasa dosa, karena ada khilaf pada Bunda, saat akan mencium Hajar Aswad!

No comments:

Post a Comment