Tuesday, November 13, 2012

Haram Hajj!


Hijir Ismail, adalah tempat yang berdampingan dengan Ka'bah, terletak di sebelah utara Ka'bah.  Hijir ismail ditandai dengan tembok berbentuk setengah lingkaran setinggi 1,5 meter. Hijir Ismail ini dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail, disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.

Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam bersabda, sebagian dari Hijir Ismail itu adalah termasuk dalam Ka'bah. Ini diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Aisyah r.a. yang berbunyi : 'Dari 'Aisyah r.a. katanya; "Aku sangat ingin memasuki Ka'bah untuk melakukan sholat di dalamnya. Rasulullah s.a.w. membawa Siti 'Aisyah ke dalam Hijir Ismail sambil berkata " Sholatlah kamu di sini jika kamu ingin sholat di dalam Ka'bah, karena ini termasuk sebagian dari Ka'bah.

Sholat di Hijir Ismail adalah sunnah, dalam arti tidak wajib dan tidak ada kaitan dengan rangkaian kegiatan ibadah Haji atau ibadah Umroh. Seringkali pada waktu ingin melakukan sholat di Hijir Ismail ini, harus antri. Seringkali bahkan tidak kebagian tempat. Karena jumlah jamaah haji yang terus meningkat  tiap tahunnya sedangkan luas Hijir Ismail tetap. 

Walaupun tempat sempit, biasanya tempat sholat jemaah wanita dan laki-laki dipisahkan.  Jadi tidak terjadi hal yang diinginkan. Sekali waktu,  menyempatkan dan setengah memaksakan diri,  melakukan sholat sunah di Hijir Ismail. Saat itu suasananya teramat sangat padat.  Setelah ada kesempatan dan ada ruang kosong sedikit diantara batas laki-laki dan wanita. Saya sholat sunah di sana. 

Rakaat ke satu, tidak ada masalah.  Namun, saat dudut tahiyat akhir. Tiba-tiba, kepala saya ada yang mengucek-ngucek dari belakang. Si pelaku, terdengar bersuara:"Haram Haj! Haram!"   Saya terhenyak. Batal. Lalu saya melihat ke belakang. Subhanallah! Ternyata asykar (polisi) wanita, berbaju hitam, berkulit hitam. Bahkan saking hitamnya, kulitnya tampak seperti abu-abu! Mata dan giginya besar! Sambil tersenyum, dia berkali-kali mengatakan, haram haj!

Bingung, jengkel karena sholat dan wudhu saya jadi batal.  Saya keluar dari Hijir Ismail, dengan diikuti tatapan dan senyuman dari asykar perempuan itu.  Ya Allah, apa yang telah terjadi dengan saya. Namun, sekejap langsung saya teringat.  Saat di tanah air. 

Semasa kuliah, saya seringkali mengucek-ngucek rambut Eka Septiani, seorang teman perempuan semasa kuliah. Saking akrabnya seperti ke adik sendiri.  Tanpa rasa bersalah, hal itu seringkali dilakukan sambil tertawa-tawa. Hal itu dilakukan, karena geregetan melihat rambut Eka Septiani yang selalu diponi dan rapih! Mungkin, saat itu Eka, tertawa.  Tapi dalam hatinya, tidak ikhlas selain memang bukan muhrim!

No comments:

Post a Comment