Tuesday, July 23, 2013

Minum Kopi Ajaib



Desember 1984
Angin yang menderu-deru di Situ Lembang, seperti bersahutan membuat lentingan pohon-pohon pinus seperti bergantian menggoyangkan ranting dan dahannya. Kombinasi kondisi udara dingin, cuaca, dan tiupan angin, praktis rata-rata suhu di situ Lembang waktu itu hampir 11 derajat Celcius!  Bersebelas  mengikuti Pendidikan Latihan Dasar Pecinta Alam Jayawijaya SMAN 2 Cimahi.  Di bawah asuhan akang-akan dari senior JW dan Jana Bhuana.   

Saat magrib tiba, kami baru tiba dari praktik gunung hutan.  Tubuh basah kuyup. Baju, celana, pakaian dalam dan kaos kaki semua basah. Tak satupun yang kering. Tubuh yang sudah menggigil kedinginan, karena didera hujan hampir tiap hari di akhir bulan Desember.  Semakin menggigil karena terperangkap dalam dinginnya malam di lembah Situ Lembang. Dinginnya sampai ke sumsum tulang. Membuat linu seluruh persendian yang mengikat tulang-tulang di tubuh kami.

Tak ada pakaian kering satupun. Pakaian cadangan yang disimpan di dalam ransel tak ada yang selamat. Basah semua.  Praktis berarti harus tidur dengan pakaian basah.  Mencoba sedikit menghangatkan badan, dengan tidur berdempetan di atas dipan dari kayu kasar. Dipan yang dibuat memanjang dalam barak komando, sehingga bisa memuat tidur sampai 11 orang (satu grup komando).  Satu demi satu, merebahkan diri di atas kerasnya dipan kayu papan kasar.  Seolah ada janjian, kami bergantian saling mengawal untuk buang air kecil di luar.  Gigi geligi beradu dengan cepat, menjadi bunyi gemeletuk menahan dingin.  Karena teramat dingin yang tidak tertahankan, tidak aneh membuat tubuh kudu bolak balik untuk membuang hajat kecil. Ke luar barak, tidak berani sendirian waktu itu. Karena suasananya sangat angker.  Konon, persis di depan barak yang ditempati. Ada kuburan misterius yang banyak memberikan cerita pada mereka yang tidur di dalam barak itu :)

Berbeda dengan peserta laki-laki yang langsung rebahan bahkan tertidur.  Para peserta perempuan yang hanya berjumlah tiga orang tampak masih sibuk sendiri-sendiri. Nyaris tanpa suara, mereka melakukan dan membereskan hal-hal yang mungkin dirasa perlu.  Si Bohim (nama rimba dari kang Robbi, sekarang di PTDI) yang terkenal jahil dan suka iseng.  Tiba-tiba berteriak: "Waw...pahiiit!" 
Terdengar suara cekikikan tertahan dan diikuti ledak tawa seisi barak.

Usut punya usut, selesai si Bohim buang air kecil.  Dia melihat, secangkir "kopi" panas. Yang mengepulkan uap panas.  Tubuh yang menggigil kedinginan. Mendorongnya untuk menjahili dengan meminum "kopi" itu tanpa ijin si pemilik.  Ternyata yang diminumnya, adalah jamu telat datang bulan milik si Revlon!


No comments:

Post a Comment