Dalam artikelnya di bawah judul "The Amazing Quran," Dr Miller menulis, "Nabi Muhammad punya seorang paman bernama Abu Lahab. Orang ini pembenci Islam demikian rupa sehingga dia biasa mengikuti Nabi ke mana- mana untuk memojokkannya.
Jika Abu Lahab melihat Nabi berbicara kepada seorang yang asing, dinantikannya dulu sampai keduanya berpisah. Kemudian si asing itu ditemuinya sambil bertanya, `Apa yang dikatakan kepada engkau?' `Apakah dia mengatakan hitam?' `Itu sebenarnya putih.' `Apakah dia mengatakan pagi?' `Ya, itu sebetulnya, malam."
Pendek kata, Abu Lahab selalu memutar balik apa saja yang didengar si asing itu dari Muhammad dan orang Islam. Abu Lahab meninggal dalam suasana tekanan batin yang luar biasa sekitar 10 tahun setelah turunnya surat ini, pasca-Perang Badr (tahun kedua hijriah), karena harapannya tumbang sudah bagi kemenangan pasukan Quraisy yang ingin menghancurkan Islam sekali dan untuk selama- lamanya.
Bagi Dr Miller, nasib nahas yang menimpa Abu Lahab yang sudah diberitakan jauh sebelumnya dalam surat al-Lahab di atas sungguh sangat mencengangkan. Mengapa? Karena, tak mungkin seorang Nabi meramalkan nasib pamannya itu jauh sebelum akhir hidup yang dramatis itu menimpa Abu Lahab. Pasti berita itu berasal dari langit yang tak pernah salah.
Inilah salah satu penyebab mengapa Dr Miller menjadi seorang Muslim pada 1978 dengan nama Arabnya Abdul-Ahad Omar. Dalam "The Amazing Quran", Anda akan dapat mengikuti hasil penelitian Dr Miller tentang betapa dahsyatnya Alquran itu menantang logika manusia untuk mencari kesalahan di dalamnya. Bagi Dr Miller, Alquran tak mungkin dikarang manusia manapun sepanjang sejarah peradaban dari dulu, kini, dan di masa depan. Para pembaca dapat menghubungi Bung Miller ini melalui gmiller@kfupm.edu.sa.
No comments:
Post a Comment