Banyak murid-murid yang ngeluarin uneg-uneg, rasa pedih perasaan mereka via WA terhadap kebiadaban dan tindakan berlebihan aparat terhadap mahasiswa. Saya, harus berusaha memberikan pengertian dan mengingatkan mereka bahwa mereka masih hijau untuk berpolitik.
Pada awalnya, mereka tidak menerima! Ingin tetap turun ke jalan. Mereka berdalih, bukan untuk berdemo. Tapi ingin membantu akang dan teteh mahasiswa yang menjadi korban kebiadaban oknum aparat. Saya bilang: "Kalian tuliskan aja perasaan dan unek-unek kalian. Berjuang itu tidak harus turun ke jalan. Ujung pena dan lidah, jauh lebih tajam dari pada turun ke jalan!"
Dan....Salah seorang dari mereka mengirimkan tulisan di bawah ini.
Democracy atau Democrazy?
Negara ku, bukan lagi sebuah Atlantis. Negara ku, memang negara demokratis, dimana hak kita kini tiap waktu nya mulai teriris. Sudah pasti kukatakan miris, karena inikah yg kalian sebut persatuan yg kita perjuangkan sejak dulu? Dimana dasar negara yg kau sebut Pancasila? Mana dasar negara yg kau tunjuk sebagai bhineka tunggal ika? *Dan mana yg kau maksud, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?_* Mana?
Jangan mau bersikap egois, demi harta dan kebebasan tikus tikus berdasi yg mulut nya berdesis. Tapi, siapa aku bilang demikian? Hak saja tak ada, di makan desis-an para tikus tersebut. Tak salah bukan jika mahasiswa bergerak? Demi bangsa yg kian rusak, berharap kembali benar dengan mutlak. Aspirasi kami, tak di dengar, tak di hargai. membentang bendera Indonesia selaku harga mati.
Ketika dulu ku ingat, tim paskibra yg sekuat tenaga menurunkan bendera pusaka, karena hujan tiba tiba melanda. Kini sang pusaka merah putih dengan gampang nya di tembak water cannon sehingga basah 2 warna nya. Heran kami atas tindakan mereka. Tak melihat kah mereka di Kalimantan sana yang bersimbah asap karena kobaran api di hutan nya? Siapa yg berhak di siram sebenarnya? Hutan atau mahasiswa?
Kakak kami mahasiswa unjuk rasa, karena merasa hak rakyat sudah di todong hukum keputusan semena-mena mereka. Namun, nyatanya berbalik kami di todong senjata dan gas air mata. Tak sedikit dari kakak-kakakku bersimbah darah karena lukanya.
Tak sedikit dari sodara ku yang memar dan parah tulangnya akibat pukulan tongkat oknum aparat. Inikah, sejatinya semboyan "to protect and to serve" kalian?
Tapi Kakak kami, akan tetap solid berjuang Demi keadilan di ibu pertiwi. KEMBALIKAN JAYA KAMI! KEMBALIKAN IBU PERTIWI KAMI! Untukmu bapak Soekarno, untukmu Drs. Moh Hatta, untuk mu BJ.Habibbie, IBU PERTIWIMU YG KAU BANGUN UNTUK GENERASI MUDAMU KINI MERINGIS, MENANGIS? Mungkin kalian melihat kondisi negeri ini menatap pilu, akibat tikus yg berdesis!
Jangan matikan asap untuk hidup bahagia dan kebebasan rakyatmu. Kakak-kakak mahasiswa berhak untuk memperjuangkan kebahagiaan rakyat banyak. Yang kini dirampok para begundal berdasi! Tikus bermuka kelinci! Musang berbulu ayam!
25 September 2019
Dahniar
(Bukan nama sebenarnya)
No comments:
Post a Comment