1992
Thawaf ifadoh, dilakukan pada malam hari dengan harapan tidak terlalu ramai dan tidak terlalu panas.. Karena Sang Bunda sudah ujur, dan sering sakit-sakitan. Ibu tercinta, yang saya panggil Emak. Terlihat sangat kelelahan. Fisiknya terkuras pasca ibadah wukuf di Arafah serta melempar jumroh di Mina. Kondisi tubuhnya benar-benar teramat lemah. Diperparah dengan sakit kencing manis yang sudah dideritanya lebih kurang 1 tahun.
Dengan hati-hati dan penuh rasa iba yang teramat dalam. Untuk menjaga agar beliau tetap terjaga, dan sedikit menyegarkan kondisinya. Beberapa kali, saya usap muka beliau dengan air zam-zam dari sebuah botol aqua. Beberapa kali, saya berbisik. menghibur dan semangati beliau. Agar tabah, dan bersabar serta terus untuk berjalan melaksanakan thawaf. Rasa iba yang teramat dalam, tidak terasa mata berair. Beliau hanya bisa berbisik pelan: "Emak tunduh Den. hoyong bobo!" (Ibu ngantuk Den. Ingin tidur!). Bingung, kalau tertidur. Dipastikan beliau akan susah kembali untuk thowaf. Belum kondisi areal Shofa-Marwah yang teramat ramai oleh jemaah haji. Terlalu besar resikonya, bila beliau tertidur.
"Hayu Ma, urang mapah deui...lalaunan we. Ulah dipaksakeun. Upami teu kiat mah urang nganggo korsi roda nya!" Ujar saya pelan. (Mari Bu, kita jalan pelan-pelan saja. Sekuatnya, kalau tidak kuat. Ibu bisa naik kursi roda saja ya!"). Kembali saya cuci muka beliau, pelan. Keningnya saya cium. Berupaya keras membangunkan semangat dan mengusir rasa kantuknya. Beliau waktu itu, hanya mengangguk pelan. Matanya kelihatan teramat sayu. Mungkin mengantuk atau seperti yang saya bilang, kadar gulanya yang ngedrop. Bahu beliau lekat dalam pelukan lengan kanan agar tidak terjatuh. Sesekali lengan kiri, mengambil botol aqua. Menuangkan air zam-zam ke atas telapak tangan kanan untuk membasuh mukanya. Sesekali beliau minum dari botol tersebut.
Mendekap, merangkul bahu beliau. Tak henti, batin menangis, berdoa. Allah memberikan kekuatan pada Emak. Satu demi satu, hitungan demi hitungan kami jalani cukup lama. Diselingi istirahat beberapa kali. Akhirnya 7 kali perjalanan Shofa-Marwah dapat diselesaikan lebih kurang pukul 21 malam. Lama. Bahkan, mungkin teramat lama bagi orang lain yang kondisi tubuhnya sehat. Jarak bukit Shofa-Marwah total lebih kurang 2800 yang ditempuh dalam 2 balik (vise versa) memakan waktu 2 jam lebih. Alhamdulillah, beliau bisa menyelesaikannya walaupun dengan susah payah. Insya Allah, haji Emak Mabrur...Amien.
No comments:
Post a Comment