1992
Seorang pensiunan RPKAD (sekarang Kopassus) berpangkat perwira berniat melakukan lempar jumroh sendirian. Istrinya beberapa kali mengingatkan. "Pa, hati-hati nyasar. Lebih baik, nanti kita berangkat bersama rombongan!", pinta istrinya.
"Halah, masa RPKAD koq nyasar. Ini kan kota, di hutan belantara saja pantang untuk RPKAD nyasar!!!",ujar suaminya dengan penuh keyakinan.
Akhirnya, di tengah udara shubuh yang sejuk diapun berangkat sendirian melempar jumroh.
Namun, sampai pukul 2 sore. Sang perwira itu belum juga kembali.
Sang istri pun yang berangkat bersama rombongan sudah kembali ke tenda. Saat duduk di dalam tenda, beberapa kali dia melihat suaminya berputar-putar di depan tenda. Namun, saat dipanggil. Sang Suami, sepertinya tidak mendengar. Terus berjalan, berlalu melewati tenda.
Sekitar jam 5 sore, barulah Sang Perwira muncul di depan pintu tenda. Wajahnya lusuh, rasa letih tidak bisa disembunyikan dari sorot matanya.
"Waduh, Bu...Astagfirullahal adziim! Allahu Akbar...Alhamdulillah, ketemu juga! Aku nyasar Bu! Keliling-keliling nyari tenda gak ketemu-ketemu!" ujarnya setengah berteriak pada isterinya. Semua jemaah yang berada dalam satu tenda pun, gembira. Rasa khawatir yang menyelimuti mereka, hilang sudah.
"Bapak tobat Bu...jangan-jangan aku tersesat karena omongan Bapak waktu dinasehatin Ibu pas mau berangkat gak mau mendengar!" Bapak perwira itu, mengaku tobat pada isterinya.
"Lha, Bapak ini nyasar gimana? Wong, tadi beberapa kali. Saya lihat di depan tenda. Dipanggil, gak denger-denger!" Ujar isterinya.
No comments:
Post a Comment